Jumat, 14 Juni 2013


Istilah “seismologi” berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu “seismos”, yang berarti “getaran” atau “goncangan”, dan “logos”, yang berarti “ilmu pengetahuan”. Orang Yunani menyebut “gempa bumi” dengan istilah “seismos tes ges”, yang berarti “Bumi bergoncang atau bergetar”. Karenanya, secara sederhana, seismologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari fenomena getaran pada Bumi, atau ilmu mengenai gempa bumi. Seismologi merupakan bagian dari ilmu geofisika.


Tonggak awal perkembangan seismologi modern dipicu oleh gempa Bumi besar yang terjadi pada 1 November 1755 di Lisboa, Portugal, yang menghancurkan seluruh kota dan memicu tsunami besar. Sejak peristiwa itulah, seismologi semakin dipelajari secara serius, dan terus berkembang di masa modern.



Meski berhubungan dengan gempa Bumi, seismologi tidak hanya mempelajari gempa. Eksplorasi hidrokarbon (minyak bumi dan gas) juga diawali oleh survei seismik. Untuk keperluan itu, pemicu getaran dibuat manusia (bukan gempa Bumi) dengan menggunakan semacam dinamit, lalu getaran yang dapat diterima beberapa penerima (receiver) disusun sedemikian rupa, sehingga catatan getaran tersebut dapat menggambarkan kondisi bawah tanah.

0 komentar:

Posting Komentar