Sabtu, 29 Juni 2013


Jenjang Sekolah Dasar fokus pada pemancangan pondasi ilmu-ilmu alat, yakni Bahasa (Indonesia, English, Arab) dan Matematika. Mata pelajaran lain (agama, sains, sosial) cukup diintegrasikan ke dalam ilmu-ilmu alat tersebut sebagai pengantar, perkenalan, dan pemancingan minat. Intinya bagaimana agar anak-anak nantinya senang belajar apa saja dengan menggunakan ilmu-ilmu alat tersebut. Yang pokok setamat SD, anak-anak telah terampil berbahasa (nasional dan internasional) lisan (mendengar dan berbicara) maupun tulisan (membaca dan mengarang) dan terampil matematika dasar. Kalau fokus selama enam tahun insyaAllah bisa.

Di jenjang Sekolah Menengah, kebalikan dari Sekolah Dasar. Bahasa dan Matematika yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran agama, sains dan sosial. Bahasa Indonesia diintegrasikan ke dalam ilmu-ilmu sosial, English diintegrasikan ke dalam ilmu-ilmu sains, Bahasa Arab diintegrasikan ke dalam ilmu-ilmu agama (Islam). Artinya ketiga kelompok ilmu-ilmu tersebut diajarkan dengan menggunakan masing-masing bahasa tersebut dengan memperbaiki tata bahasanya dan memperkaya kosa katanya.

Jenjang Sekolah Menengah sebaiknya memberi titik berat dan penekanan pada aspek ilmu-ilmu terapan dan keterampilan. Baik itu pada ilmu-ilmu sosial, sains, maupun agama. Apalagi mengingat usia lulusan di jenjang ini adalah usia aqil balig. Dengan demikian, setamat dari Sekolah Menengah, para remaja dan pemuda telah memiliki keterampilan yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan ataupun mandiri sebagai usahawan. Demikian pula dengan ilmu-ilmu agama yang dimilikinya harus benar-benar diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Di sinilah peranan strategis Rohis yang harus bekerjasama dan menjadi mitra sekolah dalam mencapai tujuan itu. Jadi Rohis memang bukan garapan teroris. :-)

Maka di samping menerima pelajaran di ruang kelas, para siswa harus pula disibukkan di perpustakaan, workshop dan masjid.

Adapun di jenjang Sekolah Tinggi hanya diutamakan bagi para lulusan Sekolah Menengah yang memiliki minat serta kemampuan akademik dan finansial yang memadai untuk mendalami, meneliti dan mengembangkan ilmu-ilmu agama, sains dan sosial secara komprehensif dan mendalam. Bagi para lulusan Sekolah Menengah Atas yang belum mampu secara finansial, bisa langsung bekerja dengan bekal keterampilan yang telah dimilikinya. Bila telah mampu, bisa melanjutkan pendidikan lagi ke jenjang Sekolah Tinggi bila berminat.

Para sarjana yang dihasilkan dari jenjang Sekolah Tinggi harus memiliki kemampuan untuk meneliti, mengembangkan, mengajarkan, dan menciptakan karya-karya baru, termasuk mampu menciptakan lapangan kerja baru. Jadi Sekolah Tinggi tidak mencetak calon sarjana pengangguran. Karena sebelum lulus, mereka sudah dihubungkan dengan dunia penelitian, pengembangan, pengajaran dan pekerjaan. Lewat program-program kerjasama dengan lembaga-lembaga riset, lembaga pendidikan, perusahaan, dan pengaryaan di masyarakat; baik milik pemerintah maupun swasta, di dalam negeri maupun luar negeri, di dunia nyata maupun di dunia maya.

0 komentar:

Posting Komentar