Jumat, 14 Juni 2013


Bumi yang kita tinggali adalah sebuah bola atau bulatan besar, yang sebagian besar tersusun dari batuan. Di kedalaman Bumi, batuan itu berbentuk cair, sedang di lapisan luarnya berupa batuan keras. Kurang dari sepertiga permukaan Bumi merupakan daratan, dan lebih dari dua pertiga merupakan perairan.


Bagian luar Bumi adalah kulit batuan yang tebalnya kira-kira 10 sampai 30 mil, yang disebut litosfir. Bagian-bagian yang tinggi dari litosfir adalah benua-benua, dan bagian-bagian yang rendah menampung air samudera, laut, juga danau-danau yang besar dan dalam. Semua air yang ada di atas permukaan, termasuk yang ada di samudera, danau, sungai, dan semua aliran yang lebih kecil, disebut hidrosfir.



Selama ini, manusia hanya mampu mengamati bagian yang paling jauh dari kulit batuan yang membentuk bagian luar kulit bumi, dan karena itu pula kita sulit mengetahui bagaimana rupa Bumi pada bagian dalamnya. Di sumur-sumur bor dan tambang-tambang penggalian, ditemukan bahwa semakin dalam sebuah lubang, semakin tinggi suhunya. Pada jarak tiga mil di bawah permukaaan Bumi, misalnya, suhunya cukup tinggi untuk mendidihkan batu-batuan sekalipun—diperkirakan sekitar 10.000 derajat Fahrenheit. 



Kulit bumi memiliki dua lapisan. Lapisan atas, yang membentuk benua-benua, mengandung granit. Di bawah lapisan granit terdapat lapisan tebal batuan yang sangat keras, disebut basal. 



Para ilmuwan berpendapat bahwa pada pusat Bumi terdapat sebuah bola baja cair yang sangat besar, dengan diameeter kira-kira 4.000 mil. Sedang di antara bagian tengah bola dan lapisan batuan terdapat sebuah kerangka yang tebalnya kira-kira 2.000 mil yang disebut mantel (mantle), yang diperkirakan terbuat dari sejenis batuan yang disebut olivine. 

0 komentar:

Posting Komentar